Disiplin keuangan

Istilah ini saya dapatkan sebagai kesimpulan dari apa yang saya tangkap dari berbagai tulisan keuangan yang muncul [dan saya baca] di fesbuk saya. Seperti yang kita ketahui bersama, ketika kita menghabiskan beberapa saat membaca postingan yang muncul di halaman fesbuk, maka selanjutnya postingan-postingan serupa akan ditampilkan lagi. Mode ini bagus juga sebenarnya, karena artinya saya tidak perlu mencari-cari referensi lain untuk tema / topik yang saya minati.

Saya memang lagi suka membaca postingan-postingan tentang finansial, karena saya menyadari saya kena ‘slip’ sehingga muncul hutang kembali dalam kehidupan finansial kami. Secara overall, aset keuangan saya dan suami terbilang tinggi, jauh lebih tinggi dari hutang yang ada, tetapi kemudian kehadiran si hutang ini membuat saya tidak nyaman lagi, karena ada faktor psikologis yang tidak menyenangkan. Alhasil, saya memutuskan untuk membasmi hutang-hutang itu dengan cepat meskipun harus menjual aset.

Nah, ketika saya terus membaca postingan-postingan finansial tersebut, saya jadi terus termotivasi untuk melunasi hutang. Prinsipnya sederhana, rutin melakukan budget setiap bulan dengan alokasi pelunasan hutang yang banyak. Inilah yang kemudian membuat saya mengambil kesimpulan “disiplin keuangan”.

Yang namanya disiplin, menurut saya, tidak mudah… mengapa? karena kita perlu mengubah kebiasaan dan biasanya waktunya tidak sebentar. Mengubah kebiasaan itu memang tidak penah mudah, kan? Apalagi kalau ada komponen waktu yang cukup lama.

Untuk kasus saya, saat ini saya mengalokasikan 50% dari budget untuk pelunasan hutang, 10% perpuluhan, baru sisanya di bagi-bagi untuk sehari-hari, utilitas, dan asuransi. Saya perlu menjalankan budget ini dengan disiplin jika saya ingin melunasi hutang-hutang saya sesuai target. Sebenarnya saya masih sangat ingin investasi di beberapa saham incaran saya karena harga-harganya lagi cukup murah, tetapi kemudian saya teringat kalimat yang saya tuliskan sendiri di buku finansial saya… bahwa melunasi hutang [yang berbunga] sama seperti mendapatkan profit dari investasi. Jika ternyata saya membayar bunga hutang 8% tetapi hanya mendapatkan profit investasi 5%, artinya saya mengalami kerugian 3%.

Kesimpulannya, menjalankan financial planning tidak butuh pendapatan besar, tidak butuh gelar sarjana, tidak butuh pemikiran rumit, yang terpenting hanyalah pemahaman mengenai budgeting dan praktek dengan disiplin. Ciayoo!