
Pernah suatu kali saat berkunjung ke rumah salah satu saudara, topik pembicaraan kami adalah mengenai curhat tentang kerjaan. Saya lupa awal mulai ngomongin apa sampai ke “makanya biasanya dokter merid sama dokter juga karena uda paham situasi kerja yang bisa tiba-tiba ditelepon suruh ke rumah sakit, ato kerja sampai pagi,” dan dilanjutkan ke “dan lagi enak kalau curhat karena sama-sama ngerti, dunianya sama. Coba saya sama dia (menunjuk ke pasangan) susah mau ngobrol kerjaan karena dia ngga bisa ngerti kondisi saya dikantor…” [dan diikuti tawa]
Sampai disitu, saya lalu merenung… benar juga. Memang benar demikian. Jika kalian perhatikan, banyak pasangan selingkuh dimulai dari sering curhat dengan teman sekantor. Kenapa curhatnya sama teman sekantor? karena pasangan dirumah tidak ngerti, atau tidak mau mengerti, atau memang tidak mampu mengerti…. sehingga akhirnya curhatnya dengan orang yang bisa mengerti dan bisa merespon sesuai harapan, dalam hal ini ya teman yang ada dikantor yang sama, yang ketemu tiap hari kerja. Inilah yang saya sebut curhat nyambung.
Coba bayangkan, ya.. misalnya kita ada masalah dikantor, trus sampai terbawa di rumah sehingga pasangan bertanya “kamu kenapa murung gitu?” Dan akhirnya kita mulai cerita dengan semangat dan detil (mungkin sambil berharap ada bantuan solusi), tapi kemudian jika si pasangan itu tidak bisa memahami kondisi yang terjadi, kemungkinan dia akan bosan mendengar (biasanya menguap), atau diam saja (karena tidak paham), atau mungkin malah merespon diluar logika (karena sudut pandang yang berbeda+tidak mengerti konteks) sehingga kita akhirnya akan malas melanjutkan dan jadi akan malas bercerita lagi kedepannya. Betul?
Apakah memang akan terjadi seperti itu? Belum tentu, semua tergantung pribadi masing-masing. Jika kebetulan pasangannya adalah tipe pendengar yang baik, tentu dia akan mendengar dengan antusias meskipun tidak mengerti. FYI, biasanya kita bisa membedakan wajah antusias vs bosan, kecuali kalau curhatnya via telepon. Atau jika pasangannya cerdas, kondisi apapun bisa ditangkap logikanya. Jadi semua balik ke sifat masing-masing orang.
“Jadi kesimpulannya apa, min?” Kalau menurut saya, jadilah pendengar yang baik untuk pasangan kita. Mungkin kita tidak bisa / mampu mengerti dunianya, tetapi jika kita tetap mau mendengar maka kita bisa sedikit banyak memahami situasi-situasi sulit yang dapat terjadi dan membantu memberikan support yang dibutuhkan.
