
Ada satu kejadian [yang menurut saya lucu dan] menarik sehingga perlu saya tuliskan pengalaman tersebut disini. Jadi ceritanya belum lama yang lalu saya join “chat grup penghuni” rumah baru saya. Rumah itu adalah hasil financial challenge yang pernah saya ceritakan di beberapa post dulu.
Rumah tersebut saya beli dari developer yang sudah dikenal banyak sekali orang, dan berada di kawasan / area baru dan luas. Karena developer ternama, maka tidak heran harganya juga cantik. Rumah yang tipe paling kecil dan rendahnya hampir 1M, dan hanya untuk cluster perdana. Untuk cluster yang selanjut-selanjutnya, saya perhatikan harganya semua sudah di atas 1M.
Atas dasar hal itulah mungkin juga kebanyakan penghuni di cluster tersebut juga lebih detil dan memiliki ekspektasi yang cukup tinggi. Sejak developer mengadakan serah terima rumah, semakin banyak orang join chat grup dan semakin banyak yang posting chat mengenai apapun, mulai dari tanya makanan terdekat sampai komplain-komplain. Bayangkan, 1 orang bisa chat >1x sehingga jika ada 10 orang chat diwaktu yang berdekatan maka kemungkinan chatnya semakin panjang x lebar. Saya sendiri biasanya baru baca jika senggang, karena grupnya saya silent 😀
Ada satu pembahasan di chat grup mengenai pompa booster. Ada penghuni yang mengatakan bahwa sejak menggunakan pompa booster terdengar bunyi “jedag-jedug” di plafon, kemudian beberapa penghuni lain ikut merespon, kebanyakan mengalami hal yang sama, bahkan ada pula yang merespon kalau pompa itu membuat pipa nya mengembung, lalu ada juga yang berkata pompa booster membuat kebocoran… namun tidak lama setelah itu ada penghuni yang berganti topik sehingga beberapa orang lain ikut menyambung dan tiba-tiba topik pompa booster seolah sudah selesai tanpa solusi, hanya sekedar curhatan. Ketika saya melihat chat dengan topik pompa booster ini, saya tertarik karena saya juga membutuhkannya, karena itu saya mencoba untuk meneliti setiap chat yang sudah terposting di grup.
Dari sekian banyak chat, ada 1 chat dari seorang penghuni yang mengatakan bahwa dia juga mengalami bunyi “jedag-jedug” tetapi setelah diperbaiki tukang pribadinya, masalah selesai. Hanya 1 chat itu saja yang saya perhatikan memberikan informasi masalah+solusi, sedangkan yang lainnya sekedar curhat masalah masing-masing. Setelah itu saya langsung reply, bertanya “tukangnya ngapain untuk masalah suara tersebut, pak?” dan tidak lama dijawab “atur setelan otomatisnya”.
Lucunya, setelah chat jawaban tersebut, beberapa penghuni lanjut bertanya tukang mana dan biaya berapa… yang mana artinya kebanyakan orang di grup itu tidak benar-benar memperhatikan chat yang ada tetapi hanya sekedar chat (a.k.a curhat) dan merasa selesai meskipun sebenarnya belum ada solusi. Dengan kata lain, masalah dibicarakan, tetapi poin pentingnya di skip, solusi yang mungkin diperlukan malah terabaikan.
Mungkin seperti itulah manusia, yang penting unek-unek keluar dulu, apakah itu penting atau tidak penting, selesai atau tidak selesai, anggep aja beres! Bukankah ini lucu??
