
Beberapa waktu lalu kami menjual mobil tua kami. Pada awal waktu saya baru mengajukan ide tersebut kepada suami, dia bertanya mengapa, dan pada mulanya saya menjelaskan tentang kami tidak paham mesin mobil, usia mobil semakin tua, sudah ada mobil lain, ada feeling mengendarai yang sudah tidak oke, dll. Dan suami saya tidak bisa menerima alasan tersebut.
Pada akhir perdebatan itu, dia bertanya lagi kenapa.. dan pada saat itulah akhirnya saya hanya mengucapkan 3 kata “untuk menghilangkan liability“.
Liability adalah sebuah istilah bahasa Inggris yang menurut saya bagus. Simpel tapi artinya dalam. Intinya, dalam sudut pandang saya, liability adalah sesuatu yang memiliki potensi menambah beban. Namanya potensi artinya belum terjadi, atau mungkin sudah terjadi tetapi belum terasa.
Dalam konteks mobil tua tadi, benar pada saat ide menjual itu dilontarkan, kami masih bisa mengendarai dengan baik meskipun saya merasakan ada momen yang kurang nyaman untuk kondisi tertentu. Dan benar juga bahwa kami saat itu tidak butuh duit banget. Jadi suami saya memiliki pandangan yang benar di sudut pandangnya bahwa tidak ada alasan kenapa harus “jual cepat”. Tetapi ketika berbicara mengenai liability, potensinya si mobil tua itu untuk membebani kami cukup besar, terutama dalam hal finansial. Kenapa? Karena ketika kondisi mesin semakin menurun sampai misalnya tiba-tiba mati, maka otomatis kami harus mengeluarkan biaya perbaikan, atau parahnya lagi jika rusaknya ternyata berat maka biaya perbaikan juga dan tinggi sementara harga jual menjadi jatuh. Padahal kami pun tidak terlalu butuh 2 mobil karena sehari-hari lebih menggunakan motor. Seminggu 1x saja belum tentu pakai 1 mobil kecuali ada acara atau ada hari libur. Dengan kata lain, menunda menjual tidak memiliki benefit namun justru meningkatkan potensi kerugian akibat kerusakan yang mungkin terjadi.
Lalu bagaimana setelah mobil tua itu terjual? Meskipun saya mendapat uang penjualan yang cukup besar, saya tidak bahagia, tetapi saya lega.
Mobil tua itu sebenarnya memiliki history yang berkesan dalam hidup kami (kalau diceritakan akan panjang x lebar jadi saya skip saja) tetapi fakta bahwa mobil itu sudah menjadi liability sehingga melepasnya membuat saya menjadi jauh lebih lega.
Terakhir, apakah semua liability harus dilepas atau dihilangkan? Depends. Semua bergantung kepada sudut pandang kita terhadap arti dari sesuatu tersebut… Kalau tanya saya, jika masih berupa barang maka saya akan melepasnya, tetapi beda ceritanya jika bicara mengenai manusia.
“Duh, dalem banget, min” Em! Maka itu saya ngga lanjutin deh daripada nanti pada tidur. Wkwkwk…