Beberapa waktu lalu saya menonton video yutup yang berisi tantangan untuk melakukan sesuatu, jadi yutubernya minta seorang pelayan restoran untuk menyusun tumpukan uang di sebuah nampan. Seberapa banyak tumpukan uang yang bisa disusun kemudian dibawa di nampan tersebut, akan menjadi hak milik sang pelayan restoran. Tetapi jika dalam proses penumpukan uang tersebut ternyata ada yang jatuh, maka semua uangnya ditarik (tidak hanya yang jatuh, tetapi semua uangnya dianggap jatuh -> tidak dapat apa-apa alias zonk).
Maka mulailah si pelayan menyusun tumpukan uang dengan rapi, mulai dari bagian paling bawah yang paling lebar/banyak, lalu semakin ke atas semakin mengecil. Tentu saja kita semua juga paham bahwa bagian pondasi harus lebih besar agar dapat menopang bagian-bagian atasnya. Tetapi bukan ini poin menariknya. Poin yang menarik adalah, pelayan restoran tersebut tau kapan harus berhenti.
Jika saja si pelayan serakah dan terus saja menyusun tumpukan sebanyak-banyaknya (agar bisa membawa pulang uang sebanyak-banyaknya), tentu kemungkinan uang terjatuh menjadi semakin besar, tetapi ketika sudah mencapai beberapa baris ke atas, dia meminta berhenti sehingga akhirnya dia bisa membawa semua tumpukan uang yang sudah disusunnya tersebut. Memang hasil yang didapat tidak wow, tetapi minimal ada uang yang berhasil didapatkan.
Menurut saya, pada dasarnya setiap manusia itu punya sifat serakah, apalagi dalam konteks uang. Siapa sih yang tidak mau uang? Ketika berhasil menghasilkan 1 juta, ingin 10 juta. Ketika sudah mencapai 10 juta, ingin 100 juta. Setelah sukses mendapatkan 100 juta, ingin 1 miliar. Benar? Sebenarnya tidak ada yang salah… hanya saja saya selalu percaya bahwa dibalik keberhasilan atau pencapaian pasti ada pengorbanan, entah itu waktu, tenaga, hubungan dengan orang lain, kesehatan, dll. Apa gunanya mendapatkan uang yang luar biasa banyak jika kemudian ada pengorbanan yang lebih tak bernilai? Semoga post ini menjadi reminder untuk kita semua agar dalam hidup ini kita tidak serakah.