Beberapa waktu lalu saya ada pengalaman dimana saya membutuhkan uang untuk membayar tagihan besar dalam waktu dekat, tetapi dana yang saya butuhkan di tabungan masih kurang. Sebenarnya bukan berati saya kekurangan uang, hanya saja sebelumnya saya sudah mentransfer cukup besar dana ke rekening RDN saya. Saat itu kebetulan sekali ada 1 saham blue chip yang harganya sedang mengalami koreksi (a.k.a harga turun cukup jauh dari all time high-nya). Karena saya percaya kalau saya investasi di saham tersebut pasti akan mendapatkan profit minimal 10%, maka saya langsung bertransaksi.
Sayangnya, saya tidak tahu kapan saham tersebut akan kembali naik, sedangkan jatuh tempo tagihan sudah jelas dan tidak berubah. Ketika waktunya hampir tiba untuk membayar tagihan, saya belum bisa menjual saham tadi karena harganya belum sesuai yang saya harapkan sehingga saya harus mengambil hutang untuk melunasi tagihan.
Apakah keputusan tersebut bijak atau tidak?
Jika bertanya kepada financial planner, jawabannya tidak bijak. Mengapa? Karena secara tidak langsung, kondisi tersebut artinya menggunakan uang hutang (yang tiap bulan ada bunga -> bunga berbunga) untuk berinvestasi yang tidak jelas kapan profitnya didapat. Belum lagi jika kita berbicara resiko investasi. Bagaimanapun, setiap investasi ada resiko. Jadi ketika kita menggunakan hutang untuk berinvestasi, pada dasarnya kita mengambil resiko 2x lipat karena ada resiko bunga berbunga dan resiko investasi.
Tentu saja, menurut saya ada pengecualian, misalnya jika bisa berhutang kepada keluarga (tanpa bunga) sehingga tidak ada resiko bunga hutang. Atau jika sudah ada rencana pendapatan pasti (misalnya ada piutang yang akan cair) sehingga hutang tadi bisa segera dilunasi dan tidak menimbulkan bunga berbunga.
Namun demikian, percayalah, mengambil opsi hutang untuk berinvestasi dapat memberikan beban pikiran yang lebih karena 2 faktor utama tadi… tidak tau kapan investasi akan memberikan profit sementara tagihan juga berjalan; jadi jika kamu bukan tipe yang suka tantangan, sebaiknya skip cara ini, dan fokuslah pada cara konvensional.. investasi dengan uang dingin (uang yang tidak terpakai / uang tabungan).