Meninggal karena kelelahan bekerja

Beberapa waktu lalu saya membaca satu artikel [yang buat saya agak mengejutkan] dari kanal berita CNN Indonesia, yang judulnya saya posting sebagai gambar disini. Silahkan cari sendiri artikelnya dengan melakukan search di kanal berita CNN Indonesia berdasarkan judul yang tertera. Secara tidak langsung, artikel tersebut memberikan bukti dari posting saya sebelumnya, bahwa memang bekerja terlalu berlebihan dapat menyebabkan kematian, meskipun usianya masih muda.

Benar bahwa faktor kelelahan-nya itu sendiri kemungkinan besar tidak menjadi penyebab langsung sebuah kematian, karena jika demikian bagaimana dengan para buruh atau pekerja kasar yang saya yakin jauh lebih lelah secara fisik dibandingkan para pekerja kantoran yang hanya duduk di ruangan ber-AC dan tidak berkeringat sama sekali? Dengan kata lain, kelelahan dalam konteks bekerja kantoran tidak bisa diartikan secara harafiah.

Ketika saya membaca detil artikel dalam berita tersebut, disebutkan istilah “kecemasan, susah tidur, dan stres.” Artinya faktor kelelahannya sebenarnya lebih ke arah pikiran dan mental, yang kemudian berdampak kepada kesehatan fisik dan akhirnya menimbulkan kematian.

Sayang sekali, karena karyawan tersebut masih sangat muda. Jujurly, dulu ketika masih muda saya sempat mengalami kondisi yang mirip, yaitu saya bekerja terlalu berlebihan. Saya sering lembur dikantor, pulang ke kost hanya untuk tidur. Kadang-kadang tidurpun dikantor juga. Sedemikian rupa sampai saat itu saya pernah mengalami gejala tipus, masuk rumah sakit diinfus dan harus bed rest selama semingguan. Benar pada waktu itu saya tidak memikirkan atau menyadari apapun, karena saya hanya beranggapan bahwa saya harus bekerja keras agar saya bisa sukses. Poin satu ini mungkin satu kesamaan saya dengan karyawan yang meninggal muda tersebut. Tapi saya bersyukur kepada Tuhan, saya mendapatkan pengalaman dimana saya kemudian sadar bahwasanya bos atau perusahaan itu hanya baik ketika karyawan masih bekerja disitu. Jika sudah tidak bekerja lagi ya sudah…bye!

Karena itulah saya sekarang ingin berbagi kepada para pembaca, kepada kalian yang masih muda dan masih polos untuk berpikir, yang mencurahkan seluruh hidup untuk pekerjaan dan perusahaan yang bukan milik sendiri…. sadarlah. Bangun, woy! Percayalah bahwa meskipun kamu bekerja keras bahkan sampai meneteskan darah sekalipun, jika perusahaan tersebut bukan milik sendiri, maka kerja kerasmu hanya akan mendatangkan manfaat selama masih bekerja disitu. Ketika kamu berhenti kerja (apakah resign, dipecat atau pensiun), semuanya hilang. BUKAN BERATI kemudian jadi malas-malasan juga, tetapi prinsipnya bekerja dengan profesionalisme. Profesionalisme tidak bicara durasi waktu bekerja apalagi sampai tidak punya kehidupan diluar pekerjaan. Menjadi profesional hanya berati kamu bekerja dengan baik sesuai tanggung jawab di perusahaan dan memiliki etika profesionalisme.