Beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan saudara yang sudah cukup senior. Beliau belum lama balik Indonesia setelah lebih dari 20 tahun bekerja di Amerika. Kebetulan saya juga pernah tinggal di Amerika, jadi obrolan kami cukup nyambung meskipun saya bertemu beliau baru beberapa kali. Maklum, sama-sama bekas perantauan di negara yang sama, jadi feeling kami klop. hahaha…
Ngomong-ngomong, menurut saya memang rasa persaudaraan di negara orang itu lebih terasa dibandingkan di negara sendiri. Ketika saya tinggal di Amerika, teman-teman saya dari Indonesia berasal dari berbagai daerah, suku, agama, ras… dan kami boleh dibilang akrab banget. Kami cukup sering ngumpul dan mengadakan acara meski kecil-kecilan. Di saat-saat itulah kami dengan bebas berbicara bahasa Indonesia sambil sekalian saling meledek (karena biasanya ledekan agak sulit dimengerti jika menggunakan bahasa asing. wkwkwk… ). Selain itu, kalau ada yang butuh bantuan, pasti ada yang segera menolong. Ya seperti itulah rasa persaudaraan yang saya rasakan selama beberapa tahun tinggal di Amerika.
Balik ke laptop…. Ada hal menarik dari obrolan dengan saudara saya tadi, yaitu keputusannya untuk balik ke Indonesia ternyata sama dengan konsep saya “mau kumpulin uang sampai kapan?” . Ya, secara finansial, bekerja di Amerika sangat-sangat menjanjikan dan memang beliau sudah mapan disana. Btw, percayalah, saya juga sudah merasakan bahwa memang penghasilan bekerja di Amerika itu sangat tinggi, terutama jika kita bisa berhemat dalam biaya hidup sehari-hari. Kapan-kapan saya akan menulis post cara hidup hemat di Amerika.
Saudara saya tadi itu sudah punya rumah di Amerika, dan pekerjaannya sudah enak sekali. Dengar-dengar, penghasilan pribadi beliau (tidak termasuk penghasilan pasangan) disana sudah diatas $5.000 / bulan . Jika dirupiahkan dengan kurs 15 ribu, kira-kira 75 juta / bulan. Bayangkan, kita anggap beliau bisa menabung $2.000 / bulan, artinya jika 1 tahun tabungannya $24.000. Dalam 10 tahun $240.000, dan 20 tahun menjadi $480.000 -> ini tidak menghitung bunga simpanannya. Kita genapin saja nett $500.000 supaya gampang hitung, maka jika di rupiahkan menjadi Rp. 7,5 M.
“Memang salah, min, ngumpulin uang banyak-banyak?” Ya ngga, lha. Semua orang masih butuh uang untuk hidup, karena uang masih menjadi alat tukar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Masalahnya adalah “apakah ada yang harus dikorbankan?” Dalam konteks saudara saya tadi, keluarga inti beliau (anak-cucu-mantu termasuk kakak-adik) ada di Indonesia semua, jadi ada hal yang perlu dikorbankan, apakah tetap seterusnya bekerja di negara orang atau ngumpul dengan keluarga. Inilah yang akhirnya memunculkan pertanyaan “kumpulin uang sampai kapan?”
Inti sebenarnya, jika bisa saya simpulkan dalam 1 kata, adalah prioritas. Apa sebenarnya prioritas dalam hidup kita? apakah uang, keluarga, karir, kesehatan, status sosial, dll, dll? Tidak ada yang salah dengan apapun yang dipilih, karena itu memang pilihan masing-masing orang. Kita cukup menghargai pilihan hidup orang lain, dan kitapun tentu ingin orang lain melakukan hal yang sama kepada kita. Hanya jangan lupa 1 hal penting, keseimbangan. Ciayoo!