
Beberapa waktu lalu, ketika liburan sekolah, kami sekeluarga merencanakan jalan-jalan dengan moda transportasi umum, yaitu krl komuter dan busway. Niatnya kali ini benar-benar hanya jalan saja, karena sudah lama sekali sejak anak saya naik transportasi umum, biasanya hanya motor atau mobil.
Hari itu kami berangkat dari rumah naik mobil sampai stasiun kranji, parkir mobil dan naik ke stasiun. Paling enak memulai perjalanan dengan krl karena bisa parkir di stasiun, kebetulan tidak terlalu jauh juga dari rumah. Rencananya adalah naik krl dari stasiun kranji sampai stasiun jatinegara, lalu lanjut ke busway.
Ketika sampai di loket stasiun, seperti yang dulu biasa saya lakukan, saya memberikan uang 50 ribu ke dalam loket sambil mengatakan “stasiun jatinegara 3, pak”. Diluar ekspektasi saya, penjaga stasiun berkata “Kartu harian sudah tidak ada, bu. Disini hanya untuk topup kartu langganan.”
“Ha?” respon saya kaget. Saya baru tau kalau krl sudah tidak lagi pakai kartu harian. Jujur saja, memang sudah lama sekali saya tidak naik krl. Dulu sebelum pandemi, setiap hari saya ke stasiun karena saya ngantor di Jakarta dengan naik krl, makanya saya pribadi punya kartu langganan, tentu saja kartu saya hanya ada 1. Buat saya, beli kartu langganan krl untuk sekeluarga tidak terlalu “worth” karena hanya akan dipakai untuk naik krl, sementara kami akan jarang naik komuter.
Lalu saya tanyakan lagi ke petugas, “Jadi sekarang naik kereta mesti beli kartu langganan, pak?” Untung saja petugasnya baik mau menjelaskan “Bisa pakai emoney, bu. Topup nya bisa di mesin sebelah sana (sambil menunjuk).” Wah, lega saya dijelaskan seperti itu, karena memang saya membawa 4 kartu emoney yang tadinya akan digunakan untuk naik busway. Artinya rencana jalan-jalan transportasi umum tetap bisa dilanjutkan.
Sejak kejadian itu, saya menyimpulkan bahwa emoney semakin penting untuk dimiliki. Kalau dulu saya tau-nya emoney hanya untuk tol dan busway, sekarang penggunaan emoney semakin luas. Naik MRT juga bisa pakai emoney, lalu tempat-tempat parkir juga semakin banyak yang hanya menerima “cashless“, artinya harus pakai emoney. Catatan kecil, kartu-kartu seperti emoney itu sebenarnya ada jenis lain, misalnya tapcash atau brizzi atau flazz, yang mana kartu-kartu tersebut juga secara umum dapat digunakan sama seperti emoney, namun saya menulis “emoney” karena memang saya pengguna. Ini bukan endorsement terhadap suatu produk by the way, saya hanya menceritakan pengalaman saya sebagai pengguna.
Kesimpulannya? Kalau menurut saya, pastikan ada 1 kartu emoney di dompet, in case kita membutuhkan ketika kita pergi ke suatu tempat. Memang kita tidak akan bisa menarik lagi uang yang sudah kita topup di kartu itu, tetapi jika penggunaannya semakin luas seperti sekarang, yang ada isi saldonya cepat habis. hahaha…