Perpisahan

Masih seputar kelulusan anak-anak sekolah… di sekolah anak-anak saya ternyata ada lumayan banyak guru yang resign. Ada 2 guru yang pensiun, dan 2 guru lain menjadi CPNS.
Mendengar berita seperti itu sebenarnya membuat saya cukup sedih, karena saya sering berinteraksi dengan mereka. Anak saya di sekolah tersebut sudah 8 tahun dari sejak TK sampai lulus SD, dimana guru-guru tersebut pernah menjadi wali kelas atau guru mapel. Belum lagi anak saya yang kecil, jadi secara tidak langsung ‘pertemanan’ saya dan 4 guru tersebut sudah cukup lama.

Tetapi kemudian saya menyadari [kembali], bahwa memang yang namanya pertemuan pasti akan ada perpisahan, karena tidak ada yang abadi di dunia ini, termasuk hidup manusia.
Boss saya di kantor pertama dulu juga pernah berkata, dalam pekerjaan tidak usah terlalu emosional karena orang bekerja bisa berhenti, ketika sudah berhenti paling-paling 3 tahun tidak ingat lagi.

Omongan mantan boss saya itu ada benarnya juga, sampai hari ini pun lingkaran pertemanan saya memang tidak banyak, karena tidak ada waktu juga untuk menjaganya. Boro-boro hangout dengan teman, mengunjungi orangtua atau saudara saja sudah terbatas karena fokus utamanya tentu keluarga sendiri (anak) dan pekerjaan. Ketika ada libur kerja kemungkinan besar untuk istirahat atau jalan bersama keluarga, atau palingan berkunjung ke rumah orang tua/saudara.

Ya, menurut saya, itulah kehidupan. Setiap orang memiliki kehidupan sendiri-sendiri sehingga kita juga akan bertindak sesuai prioritas ataupun kepentingan masing-masing. Perpisahan pasti akan terjadi ketika ada pertemuan, jadi memang tidak perlu terlalu emosional. Saya berharap guru-guru yang sudah berhenti tersebut tetap menjadi guru dimanapun mereka berada, tetap menjadi berkat untuk anak-anak yang diajar. Amin!