
Beberapa waktu lalu saya menonton serial drakor fiksi yang menceritakan seorang remaja yang bertukar kehidupan dengan teman sekolahnya yang super kaya. Sebut saja si tokoh utama bernama A. Dia seorang remaja yang sebenarnya memiliki keluarga harmonis, punya ayah ibu yang rukun dan sayang kepada anak-anaknya, tetapi si A ini tidak suka hidup miskin karena dia sering dihina dan dipukul oleh teman-teman kayanya. Suatu kali A bertemu nenek tua dan membeli sendok yang katanya akan dapat merubah kehidupan A. Syaratnya cukup makan 3x dengan sendok tadi di rumah teman yang mau ditukar hidupnya. Karena tekad menjadi kaya sudah sangat mendarah daging, akhirnya A mencari cara agar dapat menjadi teman si super kaya tadi dan dapat masuk ke rumahnya.
Singkat cerita, A berhasil makan 3x di rumah teman super kaya [yang namanya sebut saja B] dan mereka bertukar kehidupan. Tentu saja, ketika baru-baru bertukar, A sangat amat senang karena akhirnya dia dapat merasakan hidup di rumah bak istana, ke sekolah di antar-jemput mobil mewah, semua teman di sekolah “hormat” padanya, dll dll. Tetapi…… seperti yang sudah saya bisa prediksi sebelumnya, kehidupan sesungguhnya di keluarga super kaya tersebut tidak baik-baik saja. Banyak sekali drama (intrik, kejahatan, kebohongan, tekanan, dll) di keluarga super kaya tersebut. Yang menarik, si B yang hidupnya ditukar tadi, ternyata sangat bersyukur dengan keluarga “baru”nya yang harmonis, meskipun miskin.. meskipun tinggal di basement… meskipun harus sekolah sambil kerja. Sampai di akhir cerita, ketika B ditawarkan kesempatan untuk balik hidup di keluarga super kaya-nya, dia tidak mau dan tetap memilih kehidupan yang barunya. Tell me about that!
Ya, kalau kamu sempat membaca post saya sebelumnya tentang ‘rumput tetangga yang tidak selalu hijau’, yang saya ceritakan disini ada kemiripan. Pada dasarnya apa yang manusia lihat wow, yang manusia dengar luar biasa, belum tentu sebenarnya benar-benar demikian. Banyak orang iri dengan kehidupan orang-orang yang terlihat kaya, tetapi apakah benar kehidupan orang-orang kaya tersebut menyenangkan? apakah kamu mau “bertukar kehidupan” dengan orang yang kamu anggap kaya tadi?
Ada cerita real, bukan fiksi, seseorang yang saya dengar memiliki kekayaan tujuh turunan ternyata sedang menjalankan terapi dengan psikiater karena punya persoalan yang membebani hidupnya. Tentu saja, informasi soal terapi itu sebenarnya rahasia dan hanya diketahui segelintir orang, tetapi cerita tentang kekayaannya sangat terbuka dan terdengar dimana-mana. Saya sih yakin, banyak orang iri dengan apa yang dimilikinya (harta, aset, dll), tetapi jika kemudian orang-orang mengetahui detil masalah hidupnya, apakah mereka tetap akan iri?
Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Masing-masing kita memiliki masalah sendiri-sendiri. Ada yang keluarga harmonis tetapi punya masalah dengan keuangan, ada yang uangnya banyak tetapi punya masalah keluarga, ada yang disegani orang banyak tetapi entah bagaimana dibenci anak-anaknya, ada yang punya anak-anak luar biasa tetapi terlibat skandal, dll… dll… dll.
Berita baiknya, Tuhan sudah memberikan kemampuan dan kekuatan untuk kita dapat mengatasi masalah kita masing-masing. Jadi jangan karena orang lain terlihat memiliki kelebihan yang bagus lalu kita mau menjadi seperti dia, karena belum tentu kita mampu menerima dan mengatasi kekurangannya. Bersyukurlah…. dan kita akan menyadari bahwa kita sudah mendapatkan kehidupan yang terbaik.