
Beberapa hari lalu, dalam rangka menggunakan cuti saya yang masih banyak, saya dan keluarga jalan-jalan ke mall yang belum lama buka. Kalau dari video pendek yang teman saya share, keliatannya mall ini sangat bagus, nuansa Natal nya wow banget, makanya penasaran. Lokasinya cukup jauh dari tempat tinggal saya, tapi tidak apa-apa. Mumpung cuti juga ceritanya.
Central Market PIK namanya. Bukan mall sih kalau menurut saya, tetapi lebih seperti mini shopping mall. Hanya 2 lantai, ada supermarket dan banyak orang berjualan serta foodcourt. Lumayan ramai untuk ukuran hari kerja dan siang hari, sepertinya memang sudah banyak orang yang juga cuti/libur atau meliburkan diri.
Setelah berkeliling, ternyata kesan yang saya dapatkan tidak seperti yang saya lihat di video teman saya tadi. Memang ada nuansa-nuansa Natal nya, tetapi koq feel-nya beda banget dari yang di video. Kalau kata suami saya “artinya marketingnya jago karena bisa membuat video yang menarik.” wkwkwkwk….
Kira-kira 1 jam selesai berkeliling dan foto-foto, kami putuskan untuk sudahan dan keluar dari sana. Buat kami kurang menarik karena lebih cocok untuk mereka yang ingin belanja atau makan. Kebetulan kami sudah makan dan memang tidak ada niat belanja. Ketika mau keluar tiba-tiba terdengar suara lumayan keras sehingga kami menengok ke arah suara dan ternyata ada “salju turun.”
Ya, suara yang kami dengar adalah suara mesin “snow maker“. Wah, anak saya yang kecil langsung senang dan mengajak ke arah salju turunnya. Meskipun hanya salju buatan (kalau dipegang seperti sabun), saya melihat anak saya luar biasa senang bermain lama-lama di sekitaran salju turun tersebut dengan anak-anak kecil lainnya.
Sebenarnya dari beberapa waktu lalu itu saya kepengen merayakan ultah ke 40 dengan nuansa salju. Soalnya saya teringat sekitar 15 tahun lalu saya juga merayakan ultah di salah satu negara bagian Amerika yang benar-benar sedang bersalju bersama 5 orang teman. Waktu itu sangat seru dan berkesan sekali. Makanya saya mikir, akan sangat menyenangkan kalau bisa seperti dulu. Hanya kemudian saya juga sadar kalau kondisi finansial saya sedang dalam pembatasan ketat karena “challenge invest properti” yang saya sudah pernah tuliskan sebelumnya, jadi tidak mungkin jalan-jalan keluar negeri. Tetapi memperhatikan anak saya hepi banget bermain “salju sabun” itu, saya jadi hepi juga. Ternyata bukan salju nya yang membuat saya bahagia, tetapi dengan siapa-nya.
Saya bersyukur sudah diberikan ‘hadiah’ dari Tuhan yang juga wow. Meskipun tidak persis seperti keinginan saya, tetapi saya merasakan kesenangan yang sama. Dua tahun lagi baru main salju benerannya, dah…