Logika kehidupan

Masih nuansa Piala Dunia 2022, ketika orang menonton pertandingan Arab Saudi vs Argentina yang merupakan laga awal skuad di grup C, responnya kemungkinan besar “Argentina pasti pulang cepat, nih” atau “Payah Argentina, masa lawan Arab Saudi saja bisa kalah. Gol nya hanya dari pinalti pula.”

Ini memang logika yang wajar dan masuk akal. Dari sejarah Piala Dunia, Arab Saudi hanya pernah masuk 16 besar di Piala Dunia tahun 1994. Sangat berbeda dengan Argentina yang sudah pernah menjadi juara Piala Dunia. Jadi ketika tim yang ‘biasa saja’ dapat mengalahkan mantan juara dunia, kesannya pasti skuad mantan juara dunia itu sudah menjadi lemah dan tidak akan mampu bertahan lama.

Tetapi kenyataannya berbeda. Sampai saat post ini dibuat, Argentina sudah masuk Semifinal dan akan berhadapan dengan Kroasia minggu depan.

Ternyata Argentina dapat merubah kekalahannya di laga perdana dengan kemenangan-kemenangan di laga kedua dan ketiga-nya. Argentina yang kalah di pertandingan pertama kemudian dapat mengalahkan lawan di pertandingan kedua dan ketiganya sehingga akhirnya menjadi juara grup C. Saya percaya mereka banyak belajar dari pertandingan melawan Arab Saudi dan kemudian berlatih lebih keras agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama.

Kehidupan mestinya seperti demikian. Meskipun banyak orang mengatakan kita tidak mampu, banyak orang memberikan analisa logika-logika [yang kelihatannya masuk akal] berdasarkan pengalaman masa lalu bahwa kita tidak bisa sukses, kita tetap bisa sukses asalkan kita mau berubah, bersedia untuk bekerja lebih keras, dan belajar dari setiap kegagalan sebelumnya.

Logika itu bagus, dan logika itu memang perlu digunakan misalnya ketika kita perlu menimbang suatu perkara atau membuat keputusan. Tetapi dalam hal jalan hidup, iman/percaya dan tindakan yang akan menentukan. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita percaya dan berusaha!