Renungan pribadi tahun 2024

Menjelang akhir tahun 2024, saya ingin menulis kembali renungan pribadi yang dulu pernah saya lakukan juga di tahun sebelumnya. Buat saya aktivitas ini bermanfaat karena akan menjadi pengingat untuk banyak hal… apakah itu reminder untuk terus bersyukur atas apa yang sudah diperoleh sepanjang tahun, atau pengingat untuk hal-hal yang perlu dilakukan di tahun berikutnya.

Jujur saja, rasanya tahun 2024 ini berlalu dengan cukup ngebut. Perasaan belum terlalu lama saya memperpanjang hostingan website ini, tiba-tiba sudah ada email tagihan untuk perpanjangan kembali. Secara aktivitas juga tampaknya berjalan biasa saja, eh ternyata sekolah sudah liburan nataru sampai Januari 2025.

Dan semua ada sisi positif dan negatifnya…

Sisi positifnya, financial challenge yg dulu pernah saya ceritakan, akan berakhir bulan depan (a.k.a Jan 2025). Yihaaa!! artinya, secara finansial sy sudah semakin dekat dengan financial freedom. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena sudah memberikan semangat selama perjalanan tantangan tersebut.
Sisi negatifnya, usia semakin bertambah, dan tentu saja akan ada perubahan fisik sejalan dengan usia tersebut.
Dengan level finansial yg sudah baik, di tahun mendatang saya merasa akan lebih banyak memikirkan mengenai kesehatan dan tujuan hidup.
untuk kesehatan, jelas karena faktor U tadi.
dalam konteks tujuan hidup, saya pribadi punya konsep bahwa setiap manusia itu punya tujuan hidup, dimana tujuan ini melibatkan banyak orang, tidak sekedar keluarga, apalagi hanya keluarga inti…
“bagaimana hidup saya bisa bermanfaat untuk banyak orang” – kira-kira seperti ini konsep tujuan hidup yang saya miliki.

Teori sih gampang, prakteknya yang susah. Saya bahkan belum tau pasti apa tujuan hidup saya, hanya saya yakini bahwa ada hubungan dengan kesukaan saya, yaitu menulis dan mengajar. Step awal yang akan saya lakukan adalah tetap menulis dan terus mencari ilham untuk bisa lebih banyak menulis.

By the way, pengalaman saya, menulis itu paling afdol ketika mengalami suatu kejadian secara langsung, kemudian menuliskan saat sedang sendirian; jadi sepertinya saya akan lebih banyak jalan-jalan supaya bisa mencari pengalaman langsung, sekaligus punya waktu untuk menuliskannya (alasan aja, ya? Wkwkwk).

Lastly…

Who knows apa yang akan terjadi di tahun 2025… kita hanya bisa merencanakan, tetapi tetap Tuhan yang akan membuatnya jadi.

Semoga kita semua bisa belajar dari pengalaman hidup di tahun yang sudah lewat, untuk menjadi bekal hidup di tahun yang akan datang. Amin!