
Melanjutkan postingan sebelumnya mengenai hidup frugal, di post kali ini saya akan berikan contoh cara hidup frugal untuk anak muda perantauan yang bekerja di Jakarta.
Sebelum itu, saya ingin kembali mengingatkan bahwa mindset tentang financial planning serta goal / tujuan adalah tahap awal yang harus dimiliki terlebih dahulu sebelum menjalankan hidup frugal. Karena jika tidak ada financial planning, apalagi tidak ada tujuan yang jelas & detil, menjalani hidup frugal akan tidak berdampak dan kemungkinan berhenti ditengah jalan akan besar.
Hidup frugal di Indonesia itu menurut saya jauh lebih gampang dibandingkan di negara lain. Bayangkan saja, makan nasi 10 ribu saja masih bisa, di warteg. Ya makannya tentu tidak pakai daging, tapi ganti proteinnya dari tahu dan tempe. Kalau lagi ada promo (seperti yang terakhir saya tau, bulan Feb lalu ketika HUT salah satu bank besar, kita bisa beli 1 beef bowl di Yoshinoya seharga 6.700 saja). Nah, saat-saat seperti inilah para pecinta frugal life bisa makan enak dan memperbaiki gizi. wkwkwkwk.
Coba kita hitung kasar, makan 1 hari 2x (tidak sarapan), jadi sehari untuk makan 20 ribu. Satu bulan anggap 30 hari, maka budget untuk makan adalah 600 ribu. Jika mau lebih hemat, bisa diselingi dengan masak nasi + telor ceplok, dimakan pakai kecap enak lho. Untuk minum, selama bekerja tentu bisa minum di kantor. Jika sedang tidak bekerja (weekend/libur) mungkin beli 1 galon cukup untuk 1 bulan. Karena perantauan dan tidak ada keluarga, tentu perlu kost. Saya tau dari salah satu rekan kerja di kantor saya saat ini, masih ada kost 700 ribuan di daerah Jakarta, tentu saja tidak pakai AC dan lokasi kemungkinan di gang. Ditambah dengan bensin untuk bolak-balik kantor yang jaraknya cukup dekat (karena kost), serta beli paket internet murah untuk saat tidak bekerja, budget 1,5 juta / bulan untuk hidup sangatlah cukup. Asumsi fresh graduate dengan gaji diatas UMR (saat saya menulis post ini, gaji UMR Jakarta adalah 5 juta, jadi di perusahaan swasta kemungkinan 6-6,5jt), maka dalam 1 bulan bisa menabung +-5 juta.
“Yah, itu mah bukan hidup frugal, min.” Memang bukan hidup frugal yang ekstrim. Karena bagi saya, hidup frugal itu tetap harus seimbang sehat fisik dan mental juga. Bisa saja sih kalau mau “maksa”, yaitu makan 1x sehari saja, lalu minum ambil dari kantor. Kemudian cari cara agar bisa sewa rusunawa. Dari informasi yang saya dapatkan di internet, ada biaya rusunawa 10 ribu / bulan di Jakarta, hanya kemungkinan yang seperti ini agak jauh dari pusat kota, selain itu perlu cara khusus untuk bisa mendapatkannya. Namun jika sukses, maka hanya biaya transportasi saja yang lebih meningkat, dan kamu bisa hidup hanya dengan 500 ribu / bulan.
Balik lagi, ingatlah bahwa kesehatan juga harus dijaga, karena kita tidak bisa “menukar” kesehatan dengan kekayaan. Jangan mengira bahwa ketika muda kita bisa suka-suka karena merasa tubuh masih kuat, karena kenyataannya, apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Dulu ketika masih muda, saya sering lembur dan makan tidak teratur, dan akibatnya baru saya rasakan ketika saya sudah diatas 40 tahun. Jadi, selalu ingat kesehatan meskipun sedang menjalani hidup frugal. Ciayoo!