Kurva normal

Saya dulu pernah belajar kurva normal, atau dalam dunia pendidikan biasa disebut distribusi normal. Definisi yang masih saya ingat kira-kira: secara umum, data terbanyak ada ditengah, kemudian data paling sedikit ada di ujung kiri dan kanan (disebut outlier). Waktu itu saya belajar bahwa sebenarnya kurva tersebut dapat mencerminkan hal-hal dalam kehidupan nyata.. misalnya tentang pendapatan, tentang skor ujian, tentang usia harapan hidup, dll.

Dari pemahaman itu juga kemudian saya pelajari kalau setiap manusia memiliki “kurva normal” dalam dirinya. Misalnya seorang pelukis, dalam hal melukis dia adalah “outlier” positifnya, termasuk yang sebagian kecil manusia yang mampu seperti itu, tetapi untuk skill lain kemungkinan besar biasa saja, rata-rata saja. Contoh lain penyanyi, dalam hal menyanyi pastinya dia tidak seperti orang pada umumnya, apalagi kalau bisa punya suara tinggi banget atau rendah banget; namun demikian, untuk skill lainnya kemungkinan dia masuk kategori rata-rata.

Dengan kata lain, saya percaya semua skill bisa dipelajari, tetapi hasilnya palingan rata-rata, kecuali memang bakatnya, barulah hasilnya luar biasa.

Nah, saya terinspirasi menulis ini karena ada case di sekolah anak saya. Jadi ceritanya dia ulangan Matematika, trus pas dibagiin hasilnya, anak saya harus remed. Selanjutnya saya tanya “Memang yang remed berapa orang?”. Lalu dijawab “yang tidak remed hanya 3 orang.” Pas di jawab seperti itu saya langsung kaget “ha? jadi yang remed hampir semua?” Anak saya mengangguk. Setelah itu saya katakan kepada anak saya, “Oh, ya sudah. anggap aja ngulang lagi ulangannya. Nanti pasti dibahas soal-soalnya”.

Saya langsung berpikir, itu soal ulangannya yang “berlebihan” (apakah belum pernah dibahas, atau soalnya dibuat luar biasa rumit sehingga waktu tidak cukup untuk menyelesaikan). Bayangin, dari 1 kelas isi 32 orang, yang tidak remed hanya 3. Artinya 90% murid nilainya dibawah KKM sehingga harus remed. Ini bertentangan dengan kurva normal, jadi saya pribadi berasumsi, bukan anak-anaknya yang tidak mampu, tetapi ada hal-hal yang tidak terduga yang terjadi sehingga murid tidak bisa mengerjakan. Dan benar saja, minggu depannya guru membahas soal-soal ulangan tersebut, dan setelah itu entah kenapa tidak jadi remed. hahahaha……..

Bagaimanapun juga, saya percaya dalam kehidupan ini berlaku kurva normal. Ketika kita mempelajari sesuatu maka kita akan mampu, meskipun hasilnya rata-rata saja. Misalnya kita mau bisa menyetir mobil, maka belajarlah, kalau mau pasti bisa, meskipun tidak akan menjadi seperti pembalap F1. Atau jika kita ingin bisa main piano, belajarlah maka kita akan bisa, meskipun kemungkinan tidak bisa seperti Mozart. Namun demikian, dalam kurva normal juga ada yang namanya outlier. Cari tau apa skill outlier dalam diri kita, dan fokus untuk mengembangkannya, maka saya yakin hasilnya akan luar biasa. Ciayoo!