Apakah rumput tetangga benar lebih hijau?

Kita pasti sudah pernah mendengar istilah “rumput tetangga lebih hijau”. Ya, ini adalah istilah ketika seseorang merasa iri kepada orang lain yang dilihatnya lebih kaya atau lebih cakep atau lebih keren atau lebih ……… (isi sendiri).

Pertanyaannya sederhana, apakah benar rumput tetangga lebih hijau?

Dulu saya juga pernah merasa hal seperti itu. Ada senior saya yang menikah dengan wanita yang dikenalnya di kantor. Jujur saja dulu waktu saya masih muda, saya sempat mengagumi senior saya itu karena dia baik, latar belakang dari keluarga kaya, bijak/suka menasehati, karir sangat oke dan punya hubungan dekat dengan Tuhan. Secara tampang juga oke, jadi kalau menurut saya, dia itu complete package, deh. wkwkwkwk… Nah, ketika dia merid saya refleks berpikir “istrinya sangat beruntung.”

Lama sekali waktu berlalu, singkat cerita, suatu kali saya mendengar cerita yang sangat mengejutkan. Ternyata istri dari senior saya itu sempat mengalami tekanan mental dari mertuanya selama bertahun-tahun. Ada hal yang membuat mertuanya tidak menyukai dia dan sering membicarakan hal-hal yang sepertinya menyakitkan hati makanya muncul tekanan-tekanan batin di rumah tangga mereka. Ketika saya mendengar itu, saya sontak ingat pemikiran saya dulu yang mengira bahwa dia beruntung memiliki suami seperti senior saya, padahal kenyataannya tidak seindah itu.

Kita sering berpikir bahwa apa yang indah terlihat di mata atau bagus terdengar di telinga adalah sesuatu yang wow, tetapi apakah benar demikian? Kita sering berasumsi bahwa orang lain memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak kita punyai, apakah realitasnya seperti itu? Kita kadang mengingini apa yang orang lain miliki karena terlihat lebih baik atau lebih bagus, tetapi jika kita mengetahui detil-detilnya, apakah kita bersedia menerimanya?

Kalau tanya saya, kalau waktu bisa diputar kembali dan saya punya kesempatan untuk menjadi istri senior itu, apakah saya mau? saya akan menjawab langsung dan tegas: TIDAK! kenapa? karena saya mengetahui diri saya. Saya menyadari kalau saya yang berada dalam kondisi seperti itu, saya mungkin akan mengalami hal yang lebih parah lagi.

Sejak itu saya benar-benar meyakini bahwa kita memang tidak bisa melihat “rumput tetangga”. Percayalah, apa yang kita miliki saat ini adalah yang terbaik untuk kita, cobalah untuk melihat dari berbagai sudut pandang dan belajar dari setiap yang terjadi, maka suatu saat nanti kita akan melihat kalau memang Tuhan sudah memberikan yang terbaik.