Belakangan ini saya lagi senang nonton serial drama yang judulnya ‘Perception’. Ceritanya tentang seorang profesor / ahli otak yang menjadi konsultan untuk FBI dalam memecahkan kasus-kasus yang unik, misalnya ada korban yang berpenyakit mental, atau tersangka yang kondisinya tidak normal. Menariknya, saya jadi banyak belajar juga tentang otak manusia. Buat saya seru, nonton sambil belajar, jadi bisa nambah wawasan juga selain refreshing pikiran dari rutinitas sehari-hari. Sayangnya drama ini hanya sampai 3 season saja.
Kata “persepsi” sendiri, setelah saya lihat KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Dari yang saya tangkap, persepsi ini adalah respon manusia terhadap apa yang dilihat/didengar/dicium/diraba/dirasa, yang mana sebelumnya diproses di otak. Jadi segala tindakan kita pada dasarnya akan melewati proses di otak, meskipun kelihatanya hanya respon emosional biasa. Dan proses di otak ini akan dipengaruhi oleh ingatan/pengalaman masa lalu, atau wawasan yang dimiliki.
Persepsi ini yang akan membuat setiap manusia memiliki sudut pandang berbeda-beda terhadap suatu kejadian, karena masing-masing kita memiliki pengalaman dan wawasan beda-beda. Contoh sederhana, orang yang pernah disakiti oleh pacarnya akan sulit untuk berpacaran lagi. Atau orang yang pernah mengalami kecelakaan lalu lintas akan cenderung lebih berhati-hati ketika berjalan/berkendara di jalan raya. Atau lagi, orang yang memiliki wawasan / pemahaman mengenai financial planning cenderung menghindari hutang, berhati-hati dalam pengeluaran, serta memperbanyak investasi. dan lain-lain…
Kesimpulannya apa? kalau untuk saya pribadi, jaga otak. Otak ini sangat penting karena menjadi pusat seorang manusia. Isi wawasan/pengetahuan dengan hal-hal yang berguna dan positif. Hindari hal-hal yang tidak berguna atau menguras/membebani pikiran, dll. Ya…. ngomong (nulis) memang gampang, prakteknya yang susah, apalagi kalau sudah seumuran saya atau malah diatas saya, sudah banyak hal yang sudah terjadi, sudah banyak hal yang terbentuk. Tapi tidak ada kata terlambat dong. Tetap berusaha untuk sedikit-demi-sedikit berubah. Ingatan-ingatan negatif/trauma pelan-pelan diubah dengan rajin mengucapkan hal-hal positif, lakukan hal-hal yang dapat mengurangi beban pikiran atau menyehatkan seperti olahraga atau ngobrol santai dengan teman, baca buku-buku yang dapat menambah wawasan serta positive thinking. Ciayoo!