
Beberapa hari lalu ada keponakan yang bertanya ke saya mengenai paspor, mending bikin paspor elektronik atau paspor biasa. Dia baru mau membuat paspor untuk pertama kalinya, jadi dia ingin minta pendapat saya yang sudah berkali-kali bikin paspor.
Saya jawabnya sederhana, “kalau dalam 5 tahun kamu ada rencana untuk ke Jepang minimal 1x, ambil paspor elektronik aja. Korsel infonya juga sudah ada bahasan untuk gratis visa untuk paspor elektronik.” Kenapa? karena saya dulu pernah ke Jepang, pernah urus visa kesana karena waktu itu punyanya cuma paspor biasa. Biaya urus visa Jepang sudah melebihi selisih biaya paspor biasa, belum ribetnya. Saya urus semua dokumen, kemudian harus datang 2x, pas wawancara dan pas ambil visanya. Kalau pakai calo biayanya lebih mahal lagi, jadi saya waktu itu coba urus sendiri. Bisa urus sendiri koq, hanya kalau kamu kerja kantoran seperti saya, ribetnya berasa. Jadi….. mending langsung paspor elektronik karena akan bebas visa, hanya perlu daftar visa waiver yang katanya berlaku untuk 3 tahun.
Sambil chat dengan ponakan, saya gugel juga mengenai paspor elektronik, mumpung lagi dibahas mau sekalian caritau kabar terbaru. Dari penelusuran, saya ketemu gambar bagus mengenai perbedaan paspor biasa dan elektronik dari web imigrasi. Terima kasih imigrasi jakut untuk gambar yang sederhana tapi sangat informatif dan to the point sehingga saya jadikan gambar di post ini. Selain itu, saya juga menemukan artikel mengenai bebas visa paspor elektronik di website kompas travel, ternyata Jeju Island sudah bebas visa juga. Hanya memang katanya mesti langsung ke pulau Jeju ini (bisa lewat Malaysia atau Hongkong), tidak bisa ke Korea Selatannya…. kecuali nanti sudah diresmikan Korsel bisa bebas visa juga. hehehe…
“ke Jepang enak, gak?” tanya ponakan saya lagi. Jujur saja, saya pribadi ingin balik lagi kesana someday. Saya pernah ke Korsel juga, tapi kalau disuruh milih salah satu dari 2 negara itu, saya pilih Jepang. Tapi ini memang preferensi masing-masing, sih. Kalau ponakan saya yang senang drakor, saya yakin dia lebih memilih ke Korsel berkali-kali dibanding Jepang. Travelling itu memang menyenangkan, bisa untuk refreshing pikiran juga… asalkan bijak dalam perencanaan dan pengaturan uangnya supaya keuangan tidak boncos 😀