Dirgahayu Indonesia ke-77!

Selamat ulang tahun, Indonesia!

Post ini telat sehari, karena pas 17 Agustus nya saya nemenin anak-anak lomba, jadi tidak bisa nulis. Hanya saya ingin share pengalaman yang saya dapatkan kemarin pas 17-agustus-an. Saya belajar pentingnya untuk tidak menganggap diri pintar.

Ya, ada tertulis kira-kira seperti itu, jangan menganggap diri pintar! Kadang kita merasa kita sudah banyak tau, paham banyak hal sehingga suka meremehkan orang lain. “Gue ini lulusan luar negri ya, jelas tidak bisa dibandingin sama lulusan lokal kaya elo”, atau “Aduh, masa begitu aja ngga bisa sih, gampang banget, gue merem mata aja bisa”. Mungkin benar, di bidang yang seseorang kuasai, pasti dia tau segalanya, sekecil-kecilnya, sedetil-detilnya. Tapi pertanyaannya, seberapa banyak seorang manusia dapat menguasai aspek/bidang yang ada di kehidupan ini? Otak manusia terbatas, jadi tidak mungkin seluruh aspek kehidupan dikuasainya, dipahaminya.

Jadi ceritanya pas kemarin anak saya lomba, dia ikut lomba estafet tepung. Itu tuh, 6 orang duduk, lalu orang depan mengambil tepung lalu menuang ke orang belakangnya dari atas kepala, dan seterusnya sampai orang paling belakang menuang di ember di belakangnya. Anak saya itu urutan kedua dari depan, jadi benar-benar tepungnya itu full ada di kepala, muka, baju, tangan, kaki. Lombanya sendiri seru dan lucu, karena ada anak-anak yang masih kecil-kecil malah lempar-lemparan tepungnya. hehehe… Nah, selesai lomba, anak saya penuh tepung. Saya hanya menyuruh dia tepis-tepiskan saja tepung-tepungnya itu. Susah ternyata. Saya coba lap muka nya dengan kain yang saya basahi air, eh malah sebagian tepung menempel di rambut. Kemudian saya melihat seorang ibu mengeluarkan sebuah sikat lalu menepis-nepiskan tepung dari baju & badan anaknya. Saya baru ngeh. “Oh, benar juga, mestinya pakai sikat.”

Disitulah saya dapat ilham menulis ini. Bukan bermaksud apa-apa, saya lihat ibu gemuk dengan sikat itu tampak seperti ibu-ibu rumahan biasa, bukan tipikal pekerja atau profesional gitu, tapi dia tau, lho, soal tepung. Saya bayangin dia tau ada lomba estafet tepung makanya dia langsung bawa itu sikat. Well prepared banget! Iya, saya ini pekerja IT. Saya mengerti detil komputer, teknologi, IOT, cyber security, dll, tapi ternyata saya kalah sama seorang ibu-ibu biasa dalam hal dapur ataupun hal rumah tangga. Ya itulah, janganlah kita menganggap diri kita pintar, karena pasti ada hal/aspek yang mana orang lain jauh lebih paham dari kita.

Kita memang dilahirkan dengan kemampuan dan talenta berbeda-beda, alangkah baiknya jika kita sebagai sesama bangsa Indonesia saling membantu, saling menghargai, saling menghormati… demi Indonesia satu!