Kenapa kita perlu membandingkan

Suatu kali saya menyuruh anak saya mandi, “Tim, gih mandi. Nanti air di ember keburu dingin. mi sudah masakin air panas.” Dia lalu masuk kamar mandi dan tidak lama kemudian dia berkata. “Airnya ngga panas, mi. Katanya masak air panas?”

Lalu sy jawab, “Coba kamu buka air di keran.”
Saya lihat dia buka air di keran lalu langsung berkata “dingin!” kemudian dia berterima kasih kepada saya karena sudah masak air panas. Hari itu memang dingin karena dari semalam hujan dan sepanjang hari tidak ada matahari sama sekali, jadi meski saya masak air panas, ketika sudah dicampur air pam yang dingin ya pasti tidak mungkin panas segimananya. Jika saya tidak memintanya untuk membandingkan air dari keran yang dingin, dia tidak percaya kalau saya masak air panas.

Dalam hidup kadang kita perlu membandingkan agar kita sadar betapa kita sudah diberikan anugerah luar biasa. Bukan membanding-bandingkan dengan yang berkelimpahan tentunya, tetapi membandingkan dengan yang situasi yang lebih buruk.

Apakah kamu masih tinggal serumah dengan orang tua yang kamu rasakan semakin cerewet? Jika ya, coba sekali-kali lihat orang-orang yang berbicara sendirian di makam orang tua nya. Bersyukurlah jika orang tua kita masih hidup karena waktu bersama mereka mungkin tidak lama lagi.

Apakah kamu bosan makan nasi dengan telor ceplok hampir setiap hari karena gaji kecil sehingga harus hemat? Jika ya, coba lihat artikel/berita orang-orang yang diteror debt collector karena ada hutang. Bukankah hati damai jika tidak ada hutang meskipun makan nasi hanya dengan telor ceplok?

Dalam hal finansial, membandingkan kondisi kita dengan yang tidak punya Bukan berati kita kemudian pasrah saja seumur hidup. Hal ini hanya untuk membuat / mengingatkan kita untuk bersyukur meskipun kita tetap memiliki masalah atau pendapatan kita masih rendah. Tentu saja, kita tetap harus punya tujuan finansial dan tetap harus berusaha lebih baik. ciayoo!